Wanita yang sedang stres namun tengah mencoba untuk hamil akan cenderung lahirkan bayi perempuan.Penelitian ini menemukan bahwa wanita yang tertekan di rumah, tempat kerja atau dalam kehidupan cinta dalam minggu-minggu atau beberapa bulan sebelum hamil memiliki peluang lebih tinggi melahirkan seorang putri daripada putra.
Temuan oleh Oxford University dan peneliti Amerika ini diikuti dengan analisis yang menggambarkan penurunan kelahiran bayi laki-laki bila terjadi pergolakan besar. Sebagai contoh, pada bulan-bulan setelah serangan teroris 11 September di Amerika, atau krisis ekonomi Eropa.Peneliti menjelaskan penelitian ini menggambarkan fakta pertama yang menghubungkan fenomena tekanan dari kehidupan sehari-hari dengan meningkatnya kadar hormon stres. Melibatkan 338 wanita dari seluruh Inggris yang sedang mencoba untuk hamil. Peneliti meminta mereka menulis buku harian tentang kehidupan mereka dan kehidupan seks mereka. Setelah itu mengisi kuesioner tentang bagaimana mereka bisa merasa tertekan. Sementara peneliti tetap memantau tingkat hormon stres kortisol.
Hasilnya, 50 persen dari wanita yang memiliki jumlah tertinggi kortisol sebelum hamil, rasio jenis kelamin sang bayi condong ke perempuan. Peneliti percaya bahwa ada kemungkinan tingkat kortisol yang tinggi entah bagaimana membuat embrio laki-laki sulit untuk tertanam di rahim. Ini juga membuat bayi laki-laki lebih rapuh dan lebih mungkin mengalami keguguran ketika tingkat kortisol sang ibu tinggi. Meskipun demikan, peneliti tetap merasa memerlukan penelitian lanjutan agar hasil yang didapat lebih spesifik. Mengenai hubungan kortisol dan rentannya embrio laki-laki. (sehatnews.com).(*)
0 komentar